https://www.blogger.com/u/1/blog/post/edit/4080168404697041323/2485223177822939462BLOG BELAJAR MENULIS
ERNES
Pertemuan ke 16 BM 27
Senin,26 September 2022
Narasumber : Yulius Roma Patendean,S.Pd
Moderator : Sim Chung Wei,S.P
Tema : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis
Dok.BM 27
Selamat Malam
tanpa terasa BM 27 sudah memasuki pertemuan ke 16.Sudah banyak ilmu yang kita dapatdan dari hari kehari sudah banyak kemajuan.Pertemuan malam ini dipimpin moderator Sim Chung Wei di BM ini, biasa dipanggil Koko Sim, saat ini mengajar di SPK saint Peter School, Jakarta Utara.
Beliau merupakan alumni peserta Belajar Menulis PGRI asuhan Om Jay gelombang 26 (Mei-Juli 2022
Bersama rekan-rekan BM 25 dan 26 telah menerbitkan 2 buku antologi dan sedang dalam penyusunan buku solo, mohon dukungannya.
Di pertemuan ke-16 ini Koko Sim akan menemani kita di seluruh Nusantara untuk menimba ilmu di kelas Menulis tanpa sekat dan batas, dengan judul "Langkah menyususn buku Secara Sistematis"
Selanjutnya Koko Sim memulai acara dengan pemaparan tentang narasumber..
Pada pertemuan kali ini kita bersama narasumber dari pulau Anoa,tepatnya Tana Toraja yaitu Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd, M.Pd. Beliau merupakan sosok luar biasa, seorang muda, berkarya dan berprestasi.Sebelum lanjut ke materi, mari kita berkenalan dengan narasumber kita melalui : https://romadean.blogspot.com/2021/01/ Nama lengkap Yulius Roma Patandean, S.Pd, M.Pd,seorang guru bahasa Inggris dari Tana Toraja,Sulawesi Selatan dan juga alumni BM asuhan Om Jay gelombang 9
Saat ini beliau tengah menggarap 2 buah buku yaitu :
1.Perjalanan Implementasi Kurikulum Merdeka ;isinya berupa pengalaman sebagai instruktur kurikulum Merdeka
2. Antologi Puisi Kemerdekaan : bagian dari program pengembangan literasi di sekolah yang saya gagas dan resmikan tepat pada tanggal 17 Agustus 2022 yang lalu. Saya mengadakan lomba menulis puisi dan semua penulis diberi penghargaan pada upacara HUT RI tersebut.
Berikut prestasi yang telah beliau peroleh.
Bapak Yulius aktif sebagai narasumber di Pelatihan Belajar Menulis dan Workshop Media Pembelajaran. Buku-buku yang telah ditulis: Guru Menulis Guru Berkarya (Penerbit Eduvation, 2020); Digital Transformation: Generasi Muda Indonesia Menghadapi Transformasi Dunia (Penerbit ANDI, 2020); Antologi Puisi Rona Korona Dalam Duka dan Ria (Penerbit Oase Pustaka, 2020); Antologi Menciptakan Pola Pembelajaran Efektif dari Rumah (Penerbit Tata Akbar, 2020); Antologi Kisah Inspiratif Sang Guru (Penerbit Pustaka Ilalang, 2020); Tetesan Di Ujung Pena (Penerbit Eduvation, 2021); Merajut Asa Di Badai Korona (Penerbit Gemala, 2021), Flipped Classroom: Membuat Peserta Didik Berpikir Kritis, Kreatif, Mandiri, dan Mampu Berkolaborasi.
Prestasi beliau semakin meningkat pada masa pandemi.
Narasumber kita sempat terlibat dalam penulisan book chapter dengan judul Inti Profil Pelajar Pancasila. Bagian tulisan saya adalah contoh praktik baik Profil Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di mana ide itu telah sementara dijalankan di sekolah temapat saya mengajar.Beliau lebih fokus pada penulisan buku Solo.Tak lupa beliau berterima kasih pada Om Jay, prof Richardus Eko Indrajit dan Penerbit ANDI yang telah membuat nama saya juga bisa bertengger di gerai Gramedia.
Pembahasan kita malam ini tentang "Langkah menyususn buku Secara Sistematis"
Berikut paparan dari narasumber
"Terdapat banyak cara yang efektif dalam mengedit dan menyusun naskah buku secara sistematis, salah satunya bisa menggunakan
1. Mendeley. Tetapi pada akhirnya, keberhasilan akan menjadi tanggung jawab penulis ketika ia berusaha untuk mengembangkan gaya dan proses yang sesuai untuk dirinya, terutama bagi kita selaku penulis pemula.
2.Selain itu, kita bisa mencari referensi, bantuan penulisan, dengarkan saran, baca contoh-contoh tulisan dari penulis pemula yang telah berhasil, tetapi hal terbaik yang dapat bapak/ibu lakukan adalah mulai menulis. Tuliskan beberapa kata dan lanjutkan....terus menulis dan "buktikan apa yang terjadi", kata Omjay
3.Akan ada banyak percobaan dan kekeliruan serta kejenuhan yang akan dialami, tetapi pada titik tertentu, kita hanya perlu menulis. Berhasilnya tulisan tidak akan pernah terjadi jika kita tidak mencobanya, termasuk mengedit naskahnya.
4. Ketika kita menulis, kita akan menemukan apa yang kita sukai. kita akan memutuskan urutan apa yang ingin dilakukan, dan kita akan mempelajari alat dan perangkat lunak penulisan mana yang paling cocok untuk kita gunakan. Dengan tujuan, akan membuat naskah buku lebih mudah untuk diselesaikan.
5.Menikmati menulis dan mengedit naskah? Saya hanya menggunakan fasilitas murah meriah dari Microsoft Word. Berikut ini saya bagikan tutroialnya lewat channel YouTube saya.
https://youtu.be/eePQwyHAcjw atau https://youtu.be/jXPr59aWJSc
6 Setelah kita menemukan gaya/cara mengedit naskah tulisan dan melakukannya beberapa kali, tentunya kita akan memiliki wawasan sendiri untuk terus dipraktekkan dan kalua perlu dibagikan kepada orang lain. Dunia menulis terus berkembang, dan siapa pun yang telah menulis, entah buku solo, antologi, fiksi atau non fiksi, pastinay akan memiliki pengalaman berharga untuk dilakukan dan dibagikan.
7. Sebuah buku yang bagus tidak akan pernah membuahkan hasil jika kita tidak memiliki ide buku yang bagus pula untuk memulainya. Kita dapat menulis sesuatu dengan ide apa pun, tetapi terkadang ide itu tidak cukup untuk menyelesaikan keseluruhan buku. Maka, keterampilan menyusun naskah buku ayng berserakan sangat penting, karena itu akan membantu menyambungkan ide-ide dari bab-bab yang ada.
8. Ide bagus bisa datang dari mana saja. Dari kalimat di buku lain hingga percakapan yang kita dengar,atau bisa saja ketiak sedang menikmati secangkir kopi Toraja hangat, seperti malam ini.
9 Setiap penulis memiliki proses yang berbeda, dan proses tersebut akan berkembang dan berkembang terus ketika kita terus menulis. Jika bapak/ibu adalah penulis pemula, pertimbangkanlah bahwa “saya harus bisa menerbitkan buku solo pertama saya” dengan cara dan gaya saya sendiri. Itu akan sangat berkesan dan bernilai."
Selain itu nara sumber juga menyampaikan
"Mengedit naskah buku adalah salah satu sesi yang paling akan membosankan, memakan waktu, dan sering membuat frustrasi dalam proses penulisan. Meskipun sama sekali tidak dapat dihindari, mengapa tidak membuatnya lebih mudah dengan melakukan seperti apa yang telah saya praktikkan selama ini. Seya telah terbiasa mengedit naskah tulisan saya, termasuk mengedit naskah buku-buku lainnya."
Narasumber mengakhiri materi yang beliau sampaikan.
Selanjutnya sesi tanya jawab
Diantaranya :
Selamat malam Koko dan Pak Yulius. Menarik sekali materi malam ini.
Ijin bertanya,
Nama Tyas dari Jakarta
1. Sebagai penulis pemula, adakah tantangan/ hambatan dan pengalaman berkesan dari Pak Yulius waktu dulu menerbitkan buku solo pertama kali, dan hal apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan² yang terjadi
2. Untuk kegiatan pengembangan literasi di sekolah, terutama level SD, sebaiknya dimulai dari mana, dan melalui kegiatan apa
Terima kasih
Jawab
Selamat malam bapak/ibu Tyas dari Jakarta
1. Tantangan utamanya adalah ide. Saya masih ingat tulisan pertama saya adalah ibadah hari minggu pertama secara virtual di Tana Toraja. Setelah itu mentok tak tahu mau tulis apa. Cara saya mengembangkan ide adalah mengikuti kegiatan Belajar Menulis ini. Ternyata dari setiap materi yang disampaikan narasumber bisa menjadi satu kesatuan ide untuk menghasilkan sebuah judul buku. Buku solo pertama saya berisi materi dari apra narasumber BM gelombang 9. Tantangan berikutnya adalah jenuh dan keterbatasan waktu. Saya mengakalinya dengan menulis di akhir pekan atau hari libur..ya sedikit banyak mencontoh mentor saya prof Eko.
2. Lewat cerita bergambar atau kalau di masa kurikulum merdeka saat ini, paling bagus menuliskan tentang P5 murid.
Pertanyaan kedua
Selamat malam
Nama : Ahmad Fatchudin
Dari Bekasi
1. Ketika kita sudah menemukan ide untuk menulis kemudian di tengah proses ternyata ada ide lain mengenai judul buku yang sama, apa yang harus kita lakukan apakah menyesuaikan atau tetap dengan ide sebelum nya? Mohon pencerahan nya
2. Pada poin 8 mengenai hasil dari ide ternyata berasal dari pengamatan, apakah tetap harus menggunakan referensi atau seperti apa? Jika menggunakan referensi sebaiknya di ambil dari sumber yang mana? Apakah internet atau yang lain? Terus minimal berapa sumber?
Mohon maaf kalau kebanyakan nanya
Jawab
Selamat malam pak Ahmad Fatchudin dari Bekasi. Wah keren pertanyaannya seperti kasus yang biasa saya alami.
1. Tetap pada ide sebelumnya, ide baru yang bapak temukan yang mirip dengan ide yang bapak sudah tentukan sebagai judul besar buku, jadikan ide baru itu sebagai sebuah BAB untuk memperkuat isi buku bapak.
2. Jika bukunya non fiksi ada baiknya menggunakan referensi juga baik dari buku, jurnal atau hasil penelitian sehingga memperkaya wawasan pembaca, termasuk menambah wawasan bagi bapak selaku penulisnya. Referensi pada buku sebenanrya tidak terbatas, tapi biasanya tiga referensi untuk sebuah isu. Sumber referensi bisa dari internet, jurnal, tesis, buku-buku, hasil wawancara, dll....tapi jangan lupa cantumkan sumber referensinya. Cara menyisipkan referensi sudah saya bahas di video tutorial
.Pertanyaan ketiga
Assalamualaikum, pak Roma Patandean
Saya Alfred dari Payakumbuh Sumatera Barat
Ijin bertanya, pak..
1. Dari penjelasan bpk tadi saya membaca ada istilah mengedit dengan Mendeley. Apakah itu software atau ekstensi dari sebuah software?
2. Saya sudah ada beberapa tulisan, tapi belum seluruhnya. Maksud saya itu mau saya jadikan buku solo. Ada nggak, tips dan trik untuk nantinya bisa menggabungkan tulisan-tulisan tersebut untuk menjadikan sebuah buku. Karena tulisan tersebut terdiri dari berbagai topik/tema?
3. Kalau menurut bapak, untuk seorang penulis pemula, baik mana menulis buku fiksi atau non fiksi terlebih dahulu?
Jawab
Waalaikumsalam pak Alfred dari Payakumbuh, Sumatera Barat.
1. Mendeley adalah software. Bisa dieksplorasi di sini https://www.mendeley.com/
2. Tentu bisa disatukan pak, walaupun ada judul yang agak tidak nyambung satu sama lain. Terbitkanlah sebagai buku solo pak. Naskahnya nanti bisa terbit dalam model bunga rampai atau book chapter.
3. Untuk seorang penulis pemula, pilih tulisan yang paling bapak nikmati...dan konsisten di sana. Tapi tidak apa-apa juga mencoba keduanya seperti yang saya lakukan pak.
Catatan
Seorang penulis lima buku kemungkinan besar lebih terkenal daripada penulis yang hanya menerbitkan satu buku. Agar lebih dikenal dan mendapatkan lebih banyak, maka sering-seringlah menulis dan mempublikasikan. Bapak/ibu dapat menulis 1-3 buku yang diterbitkan sendiri setiap tahun dengan ide yang bersumber dari keadaan di sekitarnya.
Salam literasi
Komentar
Posting Komentar